BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masalah-masalah yang terjadi pada
bayi baru lahir yang diakibatkan oleh tindakan-tindakan yang dilakukan pada
saat persalinan sangatlah beragam. Trauma akibat tindakan, cara persalinan atau
gangguan kelainan fisiologik persalinan yang sering kita sebut sebagai cedera
atau trauma lahir. Partus yang lama akan menyebabkan adanya tekanan tulang
pelvis. Kebanyakan cedera lahir ini akan menghilang sendiri dengan perawatan
yang baik dan adekuat. Keberhasilan penatalaksanaan kasus
kelainan bayi dan anak tergantung dari pengetahuan dasar dan penentuan
diagnosis dini, persiapan praoperasi, tindakan anestesi dan pembedahan serta
perawatan pasca operasi. Penatalaksanaan perioperatif yang baik.
Omfalokel adalah penonjolan dari
usus atau isi perut lainnya melalui akar pusar yang hanya dilapisi oleh
peritoneum (selaput perut) dan tidak dilapisi oleh kulit. Omfalokel terjadi
pada 1 dari 5.000 kelahiran. Usus terlihat dari luar melalui selaput peritoneum
yang tipis dan transparan (tembus pandang).
Omfalokel (eksomfotos) merupakan
suatu cacat umbilicus, tempat usus besar dan organ abdomen lain dapat menonjol
keluar. Ia bisa disertai dengan kelainan kromosom, yang harus disingkirkan.
Cacat dapat bervariasi dan diameter beberapa centimeter sampai keterlibatan
dinding abdomen yang luas. Organ yang menonjol keluar ditutupi oleh lapisan
tipis peritoneum yang mudah terinfeksi.
Rongga abdomen sendiri sangat kecil,
sehingga perbaikan bedah bisa sangat sulit atau tidak mungkin, kecuali bila
dinding abdomen yang tersisa cukup dapat direntang untuk memungkinkan
penempatan kembali isi abdomen. Penggantinya, cacat ini dapat ditutupi dengan
bahan sintetis seperti silastic, yang dapat digulung ke atas, sehingga usus
dapat didorong masuk secara bertahap ke dalam rongga abdomen dalam masa
beberapa minggu. (Pincus Eatzel dan Len Roberts. 1995. Kapita Selekta Pediatri.
EGC : Jakarta).
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah Pengertian Omfalokel ?
- Apa
Etiologi tentang Omfalokel ?
- Bagaimana Patofisiologi tentang Omfalokel ?
- Bagaimana Penatalaksanaan Omfalokel ?
1.3 Tujuan Masalah
- Mengetahui apa yang dimaksud
dengan omfalokel.
- Mengetahui apa saja penyebab
dari omfalokel.
- Mengetahui Patofiologi
Omfalokel.
- Mengetahui cara-cara mengatasi atau
penatalaksanaan omfalikel.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Omfalokel adalah penonjolan isi abdomen melalui dinding
abdomen pada titik sambungan korda umbilicus dan abdomen. (Prillitteri.2002.
Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak Hal. 520).
Omfalokel adalah kelainan yang
berupa protusi (sembuhan) isi ronnga perut keluar di sekitar umbilicus,benjolan
dan dibungkus dalam suatu kantong. (Markum,AH.1991.Ilmu Kesehatan Anak hal.
245-246).
Omfalokel adalah hernisi/benjolan
isi rongga perut ke dalam dsar tali pusat. (Behrman,Ricard E.19998.Ilmu
Kesehatan Anak. hal. 659).
Omfalokel adalah penonjolan dari
usus atau isi perut lainnya melalui akar pusar yang hanya dilapisi oleh
peritoneum (selaput perut) dan tidak dilapisi oleh kulit. Omfalokel terjadi pada
1 dari 5.000 kelahiran. Usus terlihat dari luar melalui selaput peritoneum yang
tipis dan transparan (tembus pandang).
Omfalokel (eksomfotos) merupakan
suatu cacat umbilicus, tempat usus besar dan organ abdomen lain dapat menonjol
keluar. Ia bisa disertai dengan kelainan kromosom, yang harus disingkirkan.
Cacat dapat bervariasi dan diameter beberapa centimeter sampai keterlibatan
dinding abdomen yang luas. Organ yang menonjol keluar ditutupi oleh lapisan
tipis peritoneum yang mudah terinfeksi. Rongga abdomen sendiri sangat kecil,
sehingga perbaikan bedah bisa sangat sulit atau tidak mungkin, kecuali bila
dinding abdomen yang tersisa cukup dapat direntang untuk memungkinkan
penempatan kembali isi abdomen. Penggantinya, cacat ini dapat ditutupi dengan
bahan sintetis seperti silastic, yang dapat digulung ke atas, sehingga usus
dapat didorong masuk secara bertahap ke dalam rongga . abdomen dalam masa
beberapa minggu.
2.2 Etiologi
Penyebab pasti terjadinya omphalokel
belum jelas sampai sekarang.. ada 25-40% bayi yang menderita omfalokel,
disertai oleh kelainan bawaan lainnya, seperti kelainan kromosom, herniadiafragmatika
dan kelainan jantung. ada beberapa penyebab omfalokel, yaitu:
1. Kegagalan kembalinya usus ke dalam
abdomen dalam 10-12 minggu yaitu kegagalan lipatan mesodermal bagian lateral
untuk berpindah ke bagian tengah dan menetapnya the body stalk selama gestasi
12 minggu.
2.
Faktor resiko tinggi yang berhubungan dengan omphalokel
adalah resiko tinggi kehamilan seperti :
·
Infeksi dan penyakit pada ibu
·
Penggunaan obat-obatan berbahaya, merokok,
·
Kelainan genetic
·
Defesiensi asam folat
·
Hipoksia
·
Salisil dapat menyebabkan defek pada dinding abdomen.
·
Asupan gizi yang tak seimbang
Beberapa faktor resiko atau
faktor-faktor yang berperan menimbulkan terjadinya omfalokel diantaranya adalah
infeksi, penggunaan obat dan rokok pada ibu hamil, defisiensi asam folat,
hipoksia, penggunaan salisilat, kelainan genetik serta polihidramnion.
Menurut Glasser (2003) ada beberapa penyebab omfalokel, yaitu:
Menurut Glasser (2003) ada beberapa penyebab omfalokel, yaitu:
1.
Faktor kehamilan dengan resiko tinggi, seperti ibu hamil
sakit dan terinfeksi, penggunaan obat-obatan, merokok dan kelainan genetik.
Faktor-faktor tersebut berperan pada timbulnya insufisiensi plasenta dan lahir
pada umur kehamilan kurang atau bayi prematur, diantaranya bayi dengan
gastroschizis dan omfalokel paling sering dijumpai.
2.
Defisiensi asam folat, hipoksia dan salisilat menimbulkan
defek dinding abdomen pada percobaan dengan tikus tetapi kemaknaannya secara
klinis masih sebatas perkiraan. Secara jelas peningkatan MSAFP (Maternal Serum
Alfa Feto Protein) pada pelacakan dengan ultrasonografi memberikan suatu
kepastian telah terjadi kelainan struktural pada fetus. Bila suatu kelainan
didapati bersamaan dengan adanya omfalokel, layak untuk dilakukan amniosintesis
guna melacak kelainan genetik.
3.
Polihidramnion, dapat diduga adanya atresia intestinal fetus
dan kemungkinan tersebut harus dilacak dengan USG.
Omfalokel disebabkan oleh kegagalan
alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu
sehingga menyebabkan timbulnya omfalokel. Kelainan ini dapat terlihat dengan
adanya prostrusi (sembilan) dari kantong yang berisi usus dan visera abdomen
melalui defek dinding abdomen pada umbilicus (umbilicus terlihat menonjol
keluar).
Angka kematian tinggi bila omfalokel
besar karena kantong dapat pecah dan terjadi infeksi. (Ngastiyah. Perawatan
Anak Sakit. Editor: Setiawan. Jakarta: EGC, 1997). Pada 25-40% bayi yang
menderita omfalokel, kelainan ini disertai oleh kelainan bawaan lainnya,
seperti kelainan kromosom, hernia diafragmatika dan kelainan jantung.
2.3 Patofisiologi
Omfalokel disebabkan oleh kegagalan
alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu
sehingga menyebabkan timbulnya omfalokel. Kelainan ini dapat terlihat dengan
adanya prostrusi (sembilan) dari kantong yang berisi usus dan visera abdomen
melalui defek dinding abdomen pada umbilicus (umbilicus terlihat menonjol
keluar).
Angka kematian
tinggi bila omfalokel besar karena kantong dapat pecah dan terjadi
infeksi. Pada 25-40% bayi yang menderita omfalokel, kelainan ini disertai oleh
kelainan bawaan lainnya, seperti kelainan
kromosom, hernia diafragmatika dan kelainan jantung. Pada janin usia
5 – 6 minggu isi abdomen terletak di luar embrio di rongga selom. Pada usia 10
minggu terjadi pengembangan lumen abdomen sehingga usus dari
extra peritoneum akan masuk ke rongga perut. Bila proses
ini terhambat maka akan terjadi kantong di pangkal umbilikus yang berisi usus,
lambung kadang hati. Dindingnya tipis terdiri dari lapisan peritoneum dan
lapisan amnion yang keduanya bening sehingga isi kantong tengah tampak dari
luar, keadaan ini disebut omfalokel.
Patofisiologi
dari omphalokel adalah :
1. Selama perkembangan embrio, ada
suatu kelemahan yang terjadi dalam dinding abdomen semasa embrio yang mana
menyebabkan herniasi pada isi usus pada salah satu samping umbilicus
(yang biasanya pada samping kanan). Ini menyebabkan organ visera abdomen keluar
dari kapasitas abdomen dan tidak tertutup oleh kantong.
2. Terjadi malrotasi dan menurunnya
kapasitas abdomen yang dianggap sebagai anomaly.
3. Gastroskisis terbentuk akibat
kegagalan fusi somite dalam pembentukan dinding abdomen sehingga dinding
abdomen sebagian tetap terbuka.
4. Letak defek umumnya disebelah kanan
umbilicus yang terbentuk normal.
5. Usus sebagian besar berkembang di
luar rongga abdomen janin. Akibatnya, usus menjadi tebal dan kaku karena
pengendapan dan iritasi cairan amnion dalam kehidupan intrauterine. Usus juga
tampak pendek. Rongga abdomen janin sempit.
6. Usus-usus, visera dan seluruh permukaan
rongga abdomen berhubungan dengan dunia luar menyebabkan penguapan dan pancaran
panas dari tubuh cepat berlangsung, sehingga terjadi dehidrasi dan hipotermi,
kontaminasi usus dengan kuman juga dapat terjadi dan menyebabkan sepsis,
aerologi menyebabkan usus-usus distensi sehingga mempersulit koreksi pemasukan
ke rongga abdomen pada waktu pembedahan.
7. Pada janin usia 5 – 6 minggu isi
abdomen terletak di luar embrio di rongga selom. Pada usia 10 minggu terjadi
pengembangan lumen abdomen sehingga usus dari extraperitoneum akan masuk
ke rongga perut. Bila proses ini terhambat maka akan terjadi kantong
di pangkal umbilikus yang berisi usus, lambung kadang hati. Dindingnya tipis
terdiri dari lapisanperitoneum dan lapisan amnion yang keduanya bening
sehingga isi kantong tengah tampak dari luar, keadaan ini disebut
omfalokel. Bila usus keluar dari titik terlemah di kanan umbilikus,
usus akan berada di luar rongga perut tanpa dibungkus peritoneum dan
amnion, keadaan ini disebut gastroschisis.
2.4 Tanda dan Gejala
Omfalokel biasanya tanpa gejala,
jarang yang mengeluh nyeri. Banyaknya usus dan organ perut lainnya yang
menonjol pada omfalokel bervariasi, tergantung kepada besarnya lubang di pusar.
Jika lubangnya kecil, mungkin hanya usus yang menonjol, tetapi jika lubangnya
besar, hati juga bisa menonjol melalui lubang tersebut
2.5 Manisfetasi Klinis
Menurut A.H. Markum (1991), manifestasi dari omphalokel
adalah :
1. Organ visera / internal abdomen
keluar.
2.
Penonjolan pada isi usus.
3.
Teridentifikasi pada prenatal dengan ultrasound
2.6 Klasifikasi
Banyaknya usus dan organ perut
lainnya yang menonjol pada omfalokel berikut tergantung pada besarnya lubang di
pusar. Jika lubangnya kecil mungkin hanya usus yang menonjol, tapi jika
lubangnya besar hati juga bisa menonjol melalui lubang tersebut.
2.7
Diagnosis
Diagnosis omfalokel meliputi
pemeriksaan fisik secara lengkap dan perlu suatu rontgen dada serta
ekokardiogram. Pada saat lahir, omfalokel diketahui sebagai defek dinding
abdomen pada dasar cincin umbilikus. Defek tersebut lebih dari 4 cm (bila defek
kurang dari 4 cm secara umum dikenal sebagai hernia umbilikalis) dan dibungkus
oleh suatu kantong membran atau amnion. Pada 10% sampai 18%, kantong mungkin
ruptur dalam rahim atau sekitar 4% saat proses kelahiran. Omfalokel
raksasa (giant omphalocele) mempunyai suatu kantong yang menempati hampir
seluruh dinding abdomen, berisi hampir semua organ intraabdomen dan berhubungan
dengan tidak berkembangnya rongga peritoneum serta hipoplasi pulmoner.
Menurut A.H. Markum (1991) pemeriksaan diagnostik dari
omphalokel:
1. Pemeriksaan Fisik.
Pada omfalokel tampak kantong yang
berisi usus dengan atau tanpa hati di garis tengah pada bayi yang baru lahir.
Pada gastro schisis usus berada di luar rongga perut tanpa adanya kantong.
2. Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan Maternal Serum Alfa
Fetoprotein (MSAFP). Diagnosis prenatal defek pada dinding abdomen dapat
dideteksi dengan peningkatan MSAFP. MSAFP dapat juga meninggi pada spinabifida
yang disertai dengan peningkatan asetilkolinesterase dan pseudokolinesterase.
3. Prenatal, ultrasound
4. Pemeriksaan radiology
Fetal sonography dapat menggambarkan
kelainan genetik dengan memperlihatkan marker structural dari kelainan
kariotipik. Echocardiography fetus membantu mengidentifikasi kelainan jantung.
Untuk mendukung diagnosis kelainan genetik diperjelas dengan amniosentesis
Pada omphalocele tampak kantong yang
terisi usus dengan atau tanpa hepar di garis tengah pada bayi yang baru lahir.
2.8 Pencegahan
Terpenuhinya nutrisi selama kehamilan seperti asam folat,
vitamin B komplek dan protein.
2.9 Komplikasi
Menurut Marshall Klaus, 1998, komplikasi
dari omphalokel adalah :
1. Komplikasi dini adalah infeksi pada
kantong yang mudah terjadi pada permukaan yang telanjang.
2. Kekurangan nutrisi dapat terjadi sehingga
perlu balans cairan dan nutrisi yang adekuat misalnya dengan nutrisi
parenteral.
3. Dapat terjadi sepsis terutama jika
nutrisi kurang dan pemasangan ventilator yang lama.
4. Nekrosis
5. Kelainan kongenital dinding perut ini
mungkin disertai kelainan bawaan lain yang memperburuk prognosis.
2.10 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan langsung keadaan
tersebut adalah menutup isi abdomen yang mengalimi herniasi dengan pembungkus
selofan bersih ( misalnya Clingfilm) atau swab salim steril hangat untuk
mengurangi kehilangan cairan dan panas serta memberikan sedikit banyak
proteksi. Isi lambung harus diaspirasi. Penting untuk mengurangi kehilangan
panas pada bayi ini, baik dengan pembungkusan yang tepat utau perawatan dalam
incubator, atau keduanya. Pemindahan bayi ke unit bedah kemudian dipercepat.
Agar tidak terjadi cidera pada usus dan infeksi perut, dilakukan operasi
pembedahan untuk menutup omfalokel.
Agar tidak terjadi cedera pada usus
dan infeksi perut, segera dilakukan pembedahan untuk menutup omfalokel. Sebelum
dilakukan operasi, bila kantong belum pecah, harus diberi merkurokrom dan
diharapkan akan terjadi penebalan selaput yang menutupi kantong tersebut
sehingga operasi dapat ditunda sampai beberapa bulan. Sebaiknya operasi
dilakukan segera sesudah lahir, tetapi harus diingat bahwa dengan memasukkan
semua isi usus dan otot visera sekaligus ke rongga abdomen akan menimbulkan
tekanan yang mendadak pada paru sehingga timbul gejala gangguan pernapasan.
Tindakan yang dapat dilakukan ialah
dengan melindungi kantong omfalokel dengan cairan anti septik misalnya betadin
dan menutupnya dengan kain dakron agar tidak tercemar. Setelah itu segera
melaksanakan persiapan untuk merujuk ke Rumah Sakit untuk segera dilakukan
pembedahan menutup omfalokel agar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi
perut.
Adapun beberapa macam penatalksanaannya meliputi
:
1. Penatalaksanan
postnatal (setelah kelahiran)
Penatalaksannan postnatal meliputi
penatalaksanaan segera setelah lahir (immediate postnatal), kelanjutan
penatalakasanaan awal apakah berupa operasi atau nonoperasi (konservatif) dan
penatalaksanaan postoperasi. Secara umum penatalaksanaan bayi dengan
omphalokele dan gastroskisis adalah hampir sama.
Bayi sebaiknya dilahirkan atau
segera dirujuk ke suatu pusat yang memiliki fasilitas perawatan intensif
neonatus dan bedah anak. Bayi-bayi dengan omphalokel biasanya mengalami lebih
sedikit kehilangan panas tubuh sehingga lebih sedikit membutuhkan resusitasi
awal cairan dibanding bayi dengan gastroskisis. Konservatif dilakukan bila
penutupan secara primer tidak memungkinkan, misalnya pada omfalokel dengan
diameter > 5 cm. Perawatan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Bayi dijaga agar tetap hangat
2) Kantong ditutup kasa steril dan
ditetesi NaCl 0,9%
3) Posisi penderita miring
4) NGT diisap tiap 30 menit
2. Penatalaksanaan
nonnoperasi (konservatif)
Penatalaksanaan omfalokel secara
konservatif dilakukan pada kasus omfalokel besar atau terdapat perbedaan yang
besar antara volume organ-organ intraabdomen yang mengalami herniasi atau
eviserasi dengan rongga abdomen seperti pada giant omphalocele atau terdapat
status klinis bayi yang buruk sehingga ada kontra indikasi terhadap operasi
atau pembiusan seperti pada bayi-bayi prematur yang memiliki hyaline membran
disease atau bayi yang memiliki kelainan kongenital berat yang lain seperti
gagal jantung. Pada giant omphalocele bisa terjadi herniasi dari seluruh
organ-organ intraabdomen dan dinding abdomen berkembang sangat buruk, sehingga
sulit dilakukan penutupan (operasi/repair) secara primer dan dapat membahayakan
bayi.
Beberapa ahli, walaupun demikian,
pernah mencoba melakukan operasi pada giant omphalocele secara primer dengan
modifikasi dan berhasil. Tindakan nonoperatif secara sederhana dilakukan dengan
dasar merangsang epitelisasi dari kantong atau selaput. Suatu saat setelah
granulasi terbentuk maka dapat dilakukan skin graft yang nantinya akan
terbentuk hernia ventralis yang akan direpair pada waktu kemudian dan setelah
status kardiorespirasi membaik.
Beberapa obat yang biasa digunakan
untuk merangsang epitelisasi adalah 0,25 % merbromin (mercurochrome), 0,25%
silver nitrat, silver sulvadiazine dan povidone iodine (betadine). Obat-obat
tersebut merupakan agen antiseptik yang pada awalnya memacu pembentukan eskar
bakteriostatik dan perlahan-lahan akan merangsang epitelisasi. Obat tersebut
berupa krim dan dioleskan pada permukaan selaput atau kantong dengan
elastik dressing yang sekaligus secara perlahan dapat menekan dan menguragi isi
kantong.
3. Indikasi
terapi non bedah adalah:
Bayi dengan ompalokel raksasa (giant
omphalocele) dan kelainan penyerta yang mengancam jiwa dimana penanganannya
harus didahulukan daripada omfalokelnya. Neonatus dengan kelainan yang
menimbulkan komplikasi bila dilakukan pembedahan. Bayi dengan kelainan lain
yang berat yang sangat mempengaruhi daya tahan hidup.
Prinsip kerugian dari metode ini
adalah kenyataan bahwa organ visera yang mengalami kelainan tidak dapat
diperiksa, sebab itu bahaya yang terjadi akibat kelainan yang tidak terdeteksi
dapat menyebabkan komplikasi misalnya obstruksi usus yang juga bisa terjadi
akibat adhesi antara usus halus dan kantong.
Jika infeksi dan ruptur
kantong dapat dicegah, kulit dari dinding anterior abdomen secara lambat akan
tumbuh menutupi kantong, dengan demikian akan terbentuk hernia ventralis,
karena sikatrik yang terbentuk biasanya tidak sebesar bila dilakukan operasi.
Metode ini terdiri dari pemberian lotion antiseptik secara berulang pada
kantong, yang mana setelah beberapa hari akan terbentuk skar. Setelah sekitar 3
minggu, akan terjadi pembentukan jaringan granulasi yang secara bertahap karena
terjadi epitelialisasi dari tepi kantong.
Penggunaan antiseptik merkuri
sebaiknya dihindari karena bisa menghasilkan blood and tissue
levels of mercury well above minimum toxic levels. Alternatif lain yang aman
adalah alkohol 65% atau 70% atau gentian violet cair 1%. Setelah keropeng tebal
terbentuk,bubuk antiseptik dapat digunakan. Hernia ventralis memerlukan
tindakan kemudian tetapi kadang-kadang menghilang secara komplet.
4. Penatalaksanaan
dengan operasi
Tujuan mengembalikan organ visera
abdomen ke dalam rongga abdomen dan menutup defek. Dengan adanya kantong yang
intak, tak diperlukan operasi emergensi, sehingga seluruh pemeriksaan fisik dan
pelacakan kelainan lain yang mungkin ada dapat dikerjakan. Keberhasilan
penutupan primer tergantung pada ukuran defek serta kelainan lain yang mungkin
ada (misalnya kelainan paru).
Tujuan operasi atau pembedahan ialah
memperoleh lama ketahanan hidup yang optimal dan menutup defek dengan cara
mengurangi herniasi organ-organ intra abomen, aproksimasi dari kulit dan fascia
serta dengan lama tinggal di RS yang pendek. Operasi dilakukan setelah tercapai
resusitasi dan status hemodinamik stabil. Operasi dapat bersifat darurat bila
terdapat ruptur kantong dan obstruksi usus.
Operasi dapat dilakukan dengan 2
metode yaitu primary closure (penutupan secara primer atau langsung) dan staged
closure (penutupan secara bertahap).
5. Penatalaksanaan
prenatal pada ompalokel
Apabila terdiagnosa omphalokel pada
masa prenatal maka sebaiknya dilakukan informed consent pada orang tua tentang
keadaan janin, resiko terhadap ibu, dan prognosis. Informed consent sebaiknya
melibatkan ahli kandungan, ahli anak dan ahli bedah anak. Keputusan akhir
dibutuhkan guna perencanaan dan penatalaksanaan berikutnya berupa melanjutkan
kehamilan atau mengakhiri kehamilan. Bila melanjutkan kehamilan sebaiknya
dilakukan observasi melalui pemeriksaan USG berkala juga ditentukan tempat dan
cara melahirkan. Selama kehamilan omphalokel mungkin berkurang ukurannya atau
bahkan ruptur sehingga mempengaruhi pronosis.
Oak Sanjai (2002) meyebutkan bahwa
komplikasi dari partus pervaginam pada bayi dengan defek dinding abdomen
kongenital dapat berupa distokia dengan kesulitan persalinan dan kerusakan
organ abdomen janin termasuk liver. Walaupun demikian, sampai saat ini
persalinan melalui sectio caesar belum ditentukan sebagai metode terpilih pada
janin dengan defek dinding abdomen.
Ascraft (1993) menyatakan bahwa
beberapa ahli menganjurkan pengakhiran kehamilan jika terdiagnosa omphalokel
yang besar atau janin memiliki kelainan konggenital multipel.
Tata cara Pengobatannya sebagai
berikut :
Omfalokel (eksomfalokel) adalah
suatu hernia pada pusat, sehingga isi perut keluar dan dibungkus suatu kantong
peritoneum. Penanganannya adalah secara operatif dengan menutup lubang pada
pusat. Kalau keadaan umum bayi tidak mengizinkan, isi perut yang keluar
dibungkus steril dulu setelah itu baru dioperasi.
Agar tidak terjadi cedera pada usus
dan infeksi perut, segera dilakukan pembedahan untuk menutup omfalokel. Sebelum
dilakukan operasi, bila kantong belum pecah, harus diberi merkurokrom dan
diharapkan akan terjadi penebalan selaput yang menutupi kantong tersebut
sehingga operasi dapat ditunda sampai beberapa bulan. Sebaiknya operasi
dilakukan segera sesudah lahir, tetapi harus diingat bahwa dengan memasukkan
semua isi usus dan otot visera sekaligus ke rongga abdomen akan menimbulkan
tekanan yang mendadak pada paru sehingga timbul gejala gangguan pernapasan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
NY. D MENGELUH PADA BIDAN BAHWA ANAKNYA YANG BARU SAJA
DILAHIRKAN DI RSB RESTU IBU PADANG 3 JAM YANG LALU TERLIHAT SANGAT REWEL DAN
MENGATAKAN SEPERTI ADA KELAINAN PADA PERUT BAYINYA, IBU TERLIHAT SANGAT CEMAS
DAN SEDIH AKAN KEADAAN BAYINYA
Didata
pada tanggal/jam : 18 November 2016/13.00 WIB
DATA
SUBJEKTIF
Identitas
Bayi
Nama
:Bayi Ny.”D”
Umur
:3 Jam
Tgl/Jam
Lahir :18 November/10.00 WIB
Jenis
Kelamin :Perempuan
Berat
Badan : 2500 gr
Panjang
Badan :48 cm
Orang Tua
Nama
Ibu
:Ny.”D”
Nama Suami :Tn.”H”
Umur
:19
Tahun
Umur
:23 Tahun
Suku
:Piliang,Indonesia Suku
:Koto,Indonesia
Agama :Islam Agama
:Islam
Pendidikan :SMP Pendidikan
:SMA
Pekerjaan
:IRT
Pekerjaan :Swasta
No.Telp
:08536472136
No.Telp
:0853648890
Alamat
: Jl.Parak
Salai
Alamat :Jl.Parak
Salai
- Keluhan Utama : Ibu mengatakan ada kelainan
diperut anaknya dan ibu mengatakan anaknya sangat rewel
- Riwayat Penyakit Kehamilan
·
Pendarahan :Tidak Ada
·
Pre-Eklamsi : Tidak Ada
·
Eklamsi : Tidak Ada
·
Penyakit Kehamilan :
·
Anemia : Tidak Ada
·
Lain- Lain : Tidak Ada
- Kebiasaan Waktu Hamil
·
Obat-Obatan : Tidak pernah minum obat asam folat
·
Merokok : Ada
·
Minum Alcohol : Ada
·
Lain-Lain : Tidak Ada
- Riwayat Persalinan Sekarang
·
Jenis Persalinan :SC
·
Masa Gestasi :39minggu
·
Ditolong Oleh :Dokter dan Bidan
·
Ketuban
Warna :Jernih
Bau
:Amis
Jumlah
: 450cc
·
Tali Pusat :Ada
·
Plasenta :Ada
·
Komplikasi
Ibu
: Tidak Ada
Bayi
: Omfalokel
·
Keadaan BBL : Tidak Baik
·
Resusitasi : Tidak Ada
·
Pengisapan Lendir : Ada
DATA
OBJEKTIF
- Pemeriksaan Umum
·
Kesadaran :Composmentis
·
Suhu :36,7”C
·
Nadi :130 x/menit
·
Pernafasan :48 x/menit
·
Bb :2500 gram
·
Pb :48 cm
·
Keaktifan :Kurang Aktif
·
Tangisan : Kuat
- Pemeriksaan fisik
·
Kepala :ukuran kepala normal tidak ada caput, sefal
dan kelainan bawaan
·
Muka : simetris, tidak pucat , tidak ada
kelainan tidak ada sindrom down
·
Mata : tidak ada pengeluaran
secret, tidak ada kelainan
·
Hidung : simetris,terdapat dua lubang hidung,tidak ada
pernafasan cuping hidung,terdapat sekat hidung
·
Telinga :simetris, ada lubang telinga ,tidak
ada kelainan
·
Leher : ukuran normal (pendek dgn lipatan
tebal) , perherakan baik,tidak ada pembengkakan, tidak ada perbesaran kelenjar
tiroid dan vena jugulari
·
Lengan tangan :gerakan normal,jari lengkap
·
Dada :simetris, tidak ada
retraksi dinding dada, puting susu simetris
·
Perut :pada dinding perut
tidak terdapat dinding perut hanya terdapat selaput yang membungkus Isi perut,
kelihatan seperti usus. Tali pusat tertanam pada selaput.
·
Genetalia :labia mayora sudah menutupi labia minora, ada
lubang uretra dan vagina
·
Tungkai/kaki :simetris, jumlah jari kaki lengkap
·
Lubang Anus : ada
·
Punggung
:tidak ada
pembengkakan atau cekungan ,tidak ada spina bifida
·
Kulit : warna kemerahan kecuali dinding perut
·
Kuku : merah muda
- Reflek
·
Moro
: +,ada reflek ketika dikejutkan
·
Rooting
:+,ada respon mencari puting dilihat saat menyusui
·
Swalling
:+,ada respon menelan
·
Graps
:+,ada respon mengenggam
·
Sucking
:+, ada saat mengisap putting
·
Tonicneck
:+ada respon ingin mengangkat leher
- Antropometri
·
PB
:48 cm
·
LK
: SFO 32 cm,SOB 31 cm, SMO 35 cm
·
LD
:33 cm
·
BB
: 2500 g
5.
Catatan Medik
Lahir
Tanggal
: 18 November 2016
Jam :10.00
Tempat
Persalinan :RSB Restu Ibu
Penolong
:Dokter dan Bidan
Jenis
Persalinan :SC
Indikasi
: Dari hasil
usg tidak dapat dinding perut
ANALISA
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 3 jam dengan
omfalokel
Masalah Potensial : Omfalokel
Kebutuhan segera : Segera rujuk ke Rumah sakit yang
fasilitasnya lebih lengkap untuk dilakukan operasi bedah
PENATALAKSANAAN
·
Menjelaskan kepada ibu bahwa anaknya mempunyai kelainan
bawaan yaitu omfalokel. Omfalokel yaitu sebagian isi perut berada diluar dan
hanya dilapisi oleh selaput.
Ev :Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan
dan kemudian menangis.
·
Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya agar
bayi tidak hipotermi,
Ev :ibu paham dengan penjelasan dan akan
merealisasikannya
·
Memberitahu ibu sebelum melakukan perawatan pada bayinya
usahakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Ev :ibu mengerti dengan apa yang
dijelaskan
·
Menjelaskan dan mengajarkan kepada ibu untuk perawatannya
dengan cara selalu mengompres perut bayi yang menonjol dengan kasa yang di
basahi larutan antiseptik yaitu yodium
Ev :ibu mengerti dengan apa yang
dijelaskan dan bias mempraktekan kembali cara perawatan pada bayinya
·
Menyarankan asi ekslusif untuk bayinya dengan cara
alternative seperti pipet dll
Ev :Ibu mengerti dan akan
merealisasikannya
·
Memberitahu ibu jangan terlalu sering menyentuh bagian perut
bayinya, karna bisa menimbulkan infeksi
Ev :ibu paham dan akan merealisasikannya
·
Memberikan rujukan inform consent dan inform choice pada ibu
dan keluarga untuk menentukan langkah apa yang harus dilakukan selanjutnya
Ev :Ibu mengerti dan setuju untuk
dilakukan operasi bedah di rumah sakit yang menyediakan fasilitas tersebut
·
Memberitahu kepada ibu omfalokel bisa disembuhakan dengan
cara pembedahan dengan perlahan lahan memasukan bagian yang menonjol ke dalam
rongga perut
Ev :ibu mengerti dengan yang dijelaskan.
·
Memberi dukungan mental kepada ibu dan keluarga dalam
menghadapi keadaan bayinya
Ev :Ibu terlihat ada semangat kembali
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Omfalokel (eksomfalokel)
adalah suatu hernia pada pusat, sehingga isi perut keluar dan dibungkus suatu
kantong peritoneum.Penanganannya adalah secara operatif dengan menutup lubang
pada pusat.Kalau keadaan umum bayi tidak mengizinkan, isi perut yang keluar
dibungkus steril dulu setelah itu baru dioperasi.
Agar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi perut,
segera dilakukan pembedahan untuk menutup omfalokel.Sebelum dilakukan operasi,
bila kantong belum pecah, harus diberi merkurokrom dan diharapkan akan terjadi
penebalan selaput yang menutupi kantong tersebut sehingga operasi dapat ditunda
sampai beberapa bulan. Sebaiknya operasi dilakukan segera sesudah lahir, tetapi
harus diingat bahwa dengan memasukkan semua isi usus dan otot visera sekaligus
ke rongga abdomen akan menimbulkan tekanan yang mendadak pada paru sehingga
timbul gejala gangguan pernapasan.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer,
suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner dan suddarth. Alih.
bahasa Agung waluyo,Edisi 8,Jakarta,Egc,2001.
Nanda
Internasional,Diagnosis Keperawatan definisi dan Klasifikasi EGC,2009 -2011
Sudoyo
Aru W,Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi IV :2006
http://bukusakudokter.wordpress.com/2012/11/06/omfalokel/ http://www.herryyudha.com/2012/02/o-m-f-l-o-k-e-l.html
http://chellious.wordpress.com/2011/02/20/omfalokel-kelainan-kongenital-pada-bbl/ di akses pada pukul 17:23 tanggal 17 November 2016
http://chellious.wordpress.com/2011/02/20/omfalokel-kelainan-kongenital-pada-bbl/ di akses pada pukul 17:23 tanggal 17 November 2016
Best Ways to Make a Living in Las Vegas | JTG Hub
BalasHapusFor 아산 출장마사지 all the excitement 부산광역 출장마사지 and excitement of the 순천 출장안마 Strip, the Wynn Golf Club offers 포천 출장안마 a unique and exciting casino setting 충청북도 출장마사지 to play along with its